Jejak Pemukiman Masa Lalu Ditemukan di Dekat Candi Pawon


Suara.com – Di sebelah Tenggara Candi Pawon, Brojonalan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, ditemukan situs yang diyakini pernah menjadi pemukiman pada masa lalu.
Lokasinya berada di area eskavasi yang digali sejak Desember 2020. Selain struktur bangunan, juga ditemukan jejak-jejak seperti pecahan keramik, gerabah, dan batu tasbih yang biasa dipakai biksu Budha.
Struktur bangunan membentuk semacam ruang-ruang, kata Koordinator Pemanfaatan Balai Konservasi Borobudur Yudi Suhartono kepada jurnalis Angga Haksoro Ardi yang melaporkan untuk Suara.com, Selasa (2/2/2021).
“Kemudian juga ada di belakangnya struktur bata yang di kanan-kirinya menggunakan border batu. Apakah ini jalan ataukah dinding batu. Ada 2 kemungkinan. Ini yang masih kami teliti lebih lanjut,” kata Yudi ketika ditemui di area penemuan struktur.
Baca Juga: BKB Temukan Situs Perkampungan Kuno Dekat Candi Pawon Magelang
Pecahan keramik diyakini berasal dari dinasti Tang sekitar abad 9 dan 10.
“Temuan keramik ini sama dengan temuan keramik yang ada di Borobudur dan Liyangan. Permukiman masa Mataram Kuno,” ujar Yudi.
Diyakini pula, struktur bangunan tersebut pada masa lalu difungsikan menjadi tempat tinggal para biksu.
Dugaan itu diperkuat temuan badi (biji tasbih) dan adanya ruangan kecil yang diperkirakan pernah digunakan sebagai tempat meditasi para biksu.
“Kami coba diskusi dengan beberapa ahli. Dugaan pertama mungkin ini semacam Pariwena atau kamar-kamar biksu dalam sebuah vihara. Tapi itu masih dugaan awal, masih kita selidiki lebih lanjut.”
Baca Juga: Arkeolog Meneliti Temuan Batu Bata Kuno di Kawasan Gunung Ratu Lamongan
Struktur bangunan diperkirakan masih terhubung dengan Candi Pawon. Mengingat lokasinya yang dekat Candi Pawon (160 meter) dan hanya berjarak 30 meter dari Sungai Progo.
Bagi para arkeolog, jarak dan posisi temuan struktur dari candi terdekat, penting untuk menyimpulkan fungsi bangunan. Struktur dekat Candi Pawon ini diduga kampung madya yang berfungsi sebagai tempat para biksu.
“Yang pasti ini adalah permukiman Mataram Kuno. Kesimpulan sementara yang pasti, inilah permukiman Budhist. Karena dulu sempat ditemukan stupika sebelumnya. Stupika itu Budhist,” kata Yudi.
Sambil terus melakukan eskavasi, para arkeolog berencana membangun selter pengamanan di sekitar struktur bangunan.
“Pengamanan sementara supaya jangan sampai diganggu binatang. Kalau (ganguan) manusia, masyarakat sini tidak apa (paham tentang bangunan cagar budaya), sudah biasa.”